Komunikasi Produktif 05022017

#hari8
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Komunikasi produktif adalah PR terbesar saya... Ini terkait dengan faktor kesabaran. Karena saya orangnya kurang sabaran... Hiiks...

Saya orangnya juga ceplas-ceplos kalo bicara, ditambah intonasi yang agak tidak terkontrol, jadi keluarnya seperti marah marah.... Padahal kadang ya biasa saja menurut saya, walau terkadang memang lagi marah juga...

Terutama kalo melihat yang gak sesuai, melihat yg lambat, melihat yang gak bener menurut saya....

Menghadapi anak, waktu dia masih bayi sampe mau masuk SD, saya merasa saya lebih telaten dan sabar... Selain karena dia anak satu satunya dan Sasha termasuk anak yang tidak banyak rewel juga karena saya menganggap dia membutuhkan pengertian yang besar dari saya ibunya...

Sekarang setelah menginjak SD usia 7tahunan... Saya agak keras dan tegas dalam menerapkan disiplin ke Sasha. Hal ini tujuannya agar dia lebih mandiri dan tegas... Walaupun dia tetap anak satu satunya, saya tidak ingin terlalu memanjakan dia... Dia harus bisa survive pada saatnya nanti... Karena tidak selamanya kami orang tuanya akan ada buat dia...

Namun keputusan saya untuk bersikap agak keras dan tegas ini, terkadang menjebak saya jadi terkesan galak dan kurang sabaran. Dan hal ini menjalar kebablasan, gak hanya pada Sasha tapi kadang juga ke suami... Hiiks...

Asli.... Sebenarnya saya tidak mau seperti ini terus... Saya tahu ini tidak benar... Tapi seolah olah saya bingung bagaimana arah untuk kembali.... Hiiks...

Sampe pada workshop fitrah based education bersama ust Harry Santoso kemaren, saya menemukan jawabannya...

Taskiyatun nafs....
Iyaaah penyucian jiwa... Saya harus lebih intens lagi mendekat pada Allah SWT. Sholat tahajud, sholat Dhuha, sholat sunah rawatib, dzikir, tilawah bahkan puasa sunah Senin Kamis...

Memohon pada Allah agar diberi qoulan sadida, yaitu perkataan, perbuatan dan pemikiran yang layak diteladani

Memohon agar diberi kesabaran dan pencerahan melihat suatu keadaan/masalah

Memohon agar dapat membimbing anak menuju jalan yang Allah ridhoi

Memohon agar Allah selalu memberikan hidayahNya pada kita dan keluarga kita

Memohon agar Allah menutup aib kita

Selain itu juga, dalam seminar teknik pengasuhan minim marah bersama teh Kiki Barkiah, saya menemukan teknik menahan marah pada anak, yaitu dengan selalu mengingat bahwa anak itu titipan Allah...

Seperti halnya ustadzah disekolah yang bisa sabar menghadapi murid muridnya karena dia menganggap mereka bukan anak anak miliknya tapi anak anak orang Laen. Jadi dia tidak berani bertindak melebihi batas dan semena mena.

Nah, kita juga sebaiknya menganggap anak anak bukan anak kita tapi mereka adalah anak anak milik Allah yang dititipkan pada kita.

Sehingga dengan begitu kita akan bisa menahan diri agar tidak mudah tersulut amarah ketika anak anak berulah atau bertindak tidak sesuai harapan kita.

Sampe disini pengetahuan saya.... Tinggal bagaimana prakteknya.... Karena memang tidaklah mudah menerapkan apa yang kita telah ketahui ilmunya dalam keseharian.... Apalagi bila hal ini berhubungan dengan karakter dan kebiasaan...

Tapi tidak ada yang tidak mungkin. Asal kita terus berusaha dan berdoa....

Bismillahirrahmanirrahim
Semoga Allah mendengar doa saya
Aamiin yaa robbal alamin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semua anak adalah Bintang

Fampro: Sasha Menaklukkan si Rubik

Fampro: Menjaga Ginjal Ibu